Selasa, 13 Desember 2011

www.PERENCANAAN OPERASIONAL SEKOLAH.com



PERENCANAAN OPERASIONAL SEKOLAH
A.  Perencanaan Operasional Sekolah
Perencanaan operasional (Renop)  diturunkan dari  perenncanaan taktis (Restra)   maka  Renop tidak boleh menyimpang dari Restra,  hanya saja Renop  mempunyai focus yang lebih  sempit , jangka waktu lebih pendek , dan melibatkan manajemen tingkat bawah.Dua jenis rencana operasional : rencana tunggal (sekali pakai) dan standing plan (dapat dipakai berkali-kali). Rencana tunggal lebih sesuai dipakai untuk mencapai tujuan yang spesifik, yang kemudian dihapuskan setelah tujuan tersebut tercapai.Rencana standing merupakan rencana standar yang lebih sesuai dipakai untuk mencapai tujuan yang muncul berulang-ulang.[1]
Restra dan Renop inilah yang selanjutnya akan dipergunakan sebagai dasar untuk melakukan monitirong dan evaluasi, pembinaan, dan pembimbingan oleh berbagai pihak yang berkepentingan dengan sekolah.


B. Langkah-Langkah Penyusunan Rencana Operasional (Renop)
        Paling tidak ada beberapa hal langkah-langkah penyusunan Renop;
1.      Melakukan Analissis lingkungan Operasional Sekolah
Langkah ini pada perinsipnya sama dengan analisis lingkungan strategis.Perbedaanya adalah analisis lingkungan operasional sekolah lebih cenderung kepada lingkungan sekolah yang cakupannya lebih sempit dan berpengaruh langsung kepada operasional sekolah, yaitu menganalisis kebutuhan masyarakat /daerah setempat, potensi daerah, sekolah, masyarakat sekitar, kondisi keografis sekitar sekolah, ekonomi masyarakat sekitar sekolah, dan potensi lainnya, termasuk didalamnya regulasi atau kebijakan daerah dan peta perpolitikan daerah setempat.[2]
Hasil kajian dan penelitian terseebut, baik yang bersifat kuantitas maupun kualitas dafat menjadi acuan dann dapat dipergunakan untuk membantu melakukan analisis pendidikan yang ada disekolah sekarang ini.
2.      Melakukan Analisis Sekolah Saat Ini dan Satu Tahun Kedepan(yang Diharapkan)
Suatu analisis atau kajian yang dilakukan sekolah untuk mengetahui semua
unsur internal sekolah yang akan dan telah memengaruhi  penyelenggaraan pendidikan dan hasil-hasilnya. Analisis tersebut lebih menitikberatkan kepada analisis suatu pendidikan disekolah yang bersangkutan. Aspek atau unsur-unsur sekolah yang secara internal dapat dikaji antara lain kondisi saat ini tentang PBM, guru, kepala sekolah, laboran, tenaga perpustakaanfasilitas, media pengajaran,buku, peserta  didik, kurikulum,manajemen sekolah, kelulusan, system penilaian, dan sebagainya.[3]
           Hasil kajian tersebut dapat dirumuskan dalam school profile yang dapat dipergunakan untuk menentukan status atau potret sekolah saat ini.Hasil analisis tersebut selanjutnya akan dibandingkan dengan kondisi idealyang diharapkan pada satu tahun kedepansehingga dapat diketahui sejauh mana kesenjangan yang terjadi.
           Dalam melakukan analisis pendiidikan sekolah satu tahun kedepan sekolah melakukan suatu kajian atau penelaan cita-cita potret sekolah yang ideal dimasa dating (khususnya dalam satu tahun mendatang). Dalam analisis ini dilibatkan semua  yang terdapat disekolah, khususnya mereka yang memiliki cara pandang yang visioner sehingga dapat menentukan konndisi sekolah yang benar-benar ideal sekaligus terukur, dan rasional.

3.      Menentukan Kesenjangan Antara Situasi Sekolah Saat Ini dan yang Diharapkan Satu tahun Ke Depan
Dalam menentukan kesennjangan antara situasi saat ini dan yang diharapkan satu tahun ke depan pada dasarnya sama seperti menyusun Restra. Berdasarkan hasil analisis sekolah saat ini  dan analisis  sekolah yang ideal satu tahun mendatang, selanjutnya sekolah dapat menentukan kesenjangan yang terjadi antar keduanya [4]. Kesenjangan itulah yang menjadi sasaran yang harus dicapai atau diatasi dalam waaktu satu tahun sehingga apa yang di harapkan sekolah secara ideal dapat dicapai.
4.      Merumuskan Langkah Pemecahan
Ketika  telah melaksanakan step-step diatas,maka berdasarkan hasil yang telah ditemukan dapat diidentifikasi kelemahan dan ancaman yang dihadapi oleh sekolah pada hampir semua fungsi yang diberikan. Pada fungsi PBM yang menjadi kelemahan adalah siswa kurang disiplin, guru kurang mampu memberdayakan siswa, dan umumnya tidak banyak variasi dalam memberikan bahan pelajaran di kelas serta waktu yang digunakan kurang efektif,sedangkan yang menjadi ancaman adalah kurang siapnya siswa dalam menerimaa pelajaran, terutama pada pagi dan siang hari menjelang pulang. Di samping itu, suasana lingkungan sekolah yang kurang kondusif dan ramai karena  
5.      Menyusun Rencana dan Kunci Keberhasilan dan Kapan Dicapai
Berdasarkan beberapa alternative pemecahan persoalan yang dihasilkan dari analisis yang telah dilakukan, sekolah selanjutnya menyusun program sesuai dengan kemampuan. Sekolah yang sukses adalah sekolah yang mampu melaksanakan alternatif pemecahan masalah dengan inovatif maksimal dan biaya minimal.Dari alternative langkah-langkah pemecahan persoalan yang ada, kepala sekolah bersama-sama dengan unsur komite sekolah, menyusun dan merealisasikan srencana dan program-programnya untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Rencana yang dibuat harus menjelaskan secara detail dan lugas tentang aspek-aspek yang ingin dicapai, kegiatan yang harus dilakukan,,siapa yang harus melaksanakan, kapan dan dimana dilaksanakan, dan berapa biaya yang diperlukan. Hal tersebut juga diperlukan untuk memudahkan sekolah dalam menjelaskan dan memeroleh dukungan dari pemerintah maupun orangtua peserta didik, baik secara moral maupun financial.[5]
Berdasarkan tujuan atau sasaran satu tahunan dan program, selanjutnya dapat dirumuskan tentang apa saja yang akan dihasilkan (sebagai output), baik yang bersifat kuantitatif maupun kualitaif dan dalam waktu kapan akan dicapai. Misalnya, dari program pencapaian standar nasional aspek sarana dan prasarana pendidikan, apa saja bentuk hasil yang akan dicapai sarana pendidikan dalam jangka satu tahun.Misalnya, dalam lima tahun akan mencapai standar nasional sarana pendidikan 2006, pada tahun pertama ini akan dicapai pada 2010.Demikian pula, hasil-hasil yang akan dicapai dari program-program lainnya.
6.      Menyusun Rencana Biaya, Jadwal Pelaksanaan dan Penanggung Jawab Program/ Kegiatan
Sekolah merencanakan alokasi anggaran biaya untuk kepentingan satu tahun. Dalam membuat rencana anggaran tersebut, setiap besarnya alokasi dana dari semua sumber dana harus dicantumkan,misalnya dana rutin atau daerah (provinsi dan kabupaten), dari pusat, komite sekolah, atau sumber dana lainnya. Penyusunan dana anggaran ini, dituangkan kedalam rencana anggaran dan belanja sekolah (RAPBS). Dalam penyusunannya harus diperperhatikan ketentuan-ketentuan dari masing-masing penanda dana.Sangat dimungkinkan suatu program dibiayai dari subsidi silang daari berbagai pos atau sumber dana.
Sumber dana untuk  program-program yang memerlukan bantuan dari pusat harus dialokasikan dari pusat dengan sharing dari sekolah dan komite sekolah atau daerah. Pada era otonomi daerah, sekolah dan daerah memiliki kewajiban yang lebih besar dalam hal pemenuhan unit cost pendidikan anak/ siswa. Dalam penyusunan anggaran di RAPBS, setiap program atau kegiatan harus Nampak jelas, terukur, dan rinci untuk memudahkan dalam menentukan besarnya dana yang diperlukan.[6]
 Setelah semuanya beres maka dilanjutkan penyusunan rencana pelaksanaan program lebih mengarah kepada kiat, cara, teknik, atau strategi yang jitu, efisien, efektif untuk dilaksanakan. Cara yang dilakukan harus disesuaikan dengan tujuan yang akan dicapai pada program tersebut. Beberapa cara yang bisa ditempuh misalnya, dengan pelatihan, seminar, loka karya, temu alumni, kunjungan, matrikulasi, pengayaan, pendampingan dan lainnya. Dalam perencanaan pelaksanaan harus dipertimbangkan alokasi waktu, ketersediaan dana, SDM, fasilitas dan sebagainya.
Apabila program-program telah disusun dengan baik dan pasti, sekolah dapat merencanakan alokasi waktu permingguan, bulanan, triwulan, dan seterusnya sesuai dengan karakterestik program yang bersangkutan. Fungsi utama adanya penjadwalan tersebut adalah untuk pegangan bagi para pelaksana program dan sekaligus pengontrol pelaksanaan tersebut.
Kemudian sekolah harus menentukan penanggung jawab suatukegiatan/ program, kelompok program atau keseluruhan program. Dengan SK Kepala sekolah, tiap orang atau kelompok dapat menjadi penanggung jawab atau anggota pelaksana kegiatan/program. Pertimbangan utamanya adalah profesionalitas , kesesuaian, kewenangan, kemampuan, kesediaan, dan kesempatan yang ada. Keterlibatan pihak luar seperti komite sekolah dan tokoh masyarakatdapat dilibatkan sesuai dengan kepentingannya.Pada prinsipnya, Renop harus diketahui,disetujui, dan disahkan oleh berbagai pihak yang terkait (sekolah,komite sekolah,dinas pendidikan Daerah Provensi dan Kabupaten/Kota).[7]





C.PENUTUP
      Jadi dalam penyusunan operasional sekolah, mempunyai langkah-langkah, yang harus dilakukan agar dalam perencanaan operasional sesuai dengan yang diharapkan, dan sesuai dengan restra, sebagaimana yang telah kami paparkan diatas langkah-langkah renop adalah:
a.       Melakukan Analissis lingkungan Operasional Sekolah
b.      Melakukan Analissis lingkungan Operasional Sekolah
c.       Menentukan Kesenjangan Antara Situasi Sekolah Saat Ini dan yang                       Diharapkan Satu tahun Ke Depan
d.      Merumuskan Langkah Pemecahan
e.       Menyusun Rencana dan Kunci Keberhasilan dan Kapan Dicapai
f.       Menyusun Rencana Biaya, Jadwal Pelaksanaan dan Penanggung Jawab                        Program/ Kegiatan.
Demikianlah makalah kami muda-mudahan dapat memberikan impormasi lebih tentang operasional sekolah dan jika ada kekurangan mohon perbaikannya.  


           


[1] M.Hanafi. mamduh,Manajemen, 2003,Hal.120
[2] Dr. Rohiat, M.Pd., manajemen sekolah. 2008, Hal. 105
[3] . Dr. Rohiat, M.Pd., manajemen sekolah. 2008, Hal. 106
[4] . Dr. Rohiat, M.Pd., manajemen sekolah. 2008, Hal. 106
[5] . Dr. Rohiat, M.Pd., manajemen sekolah. 2008, Hal. 110
[6] . Dr. Rohiat, M.Pd., manajemen sekolah. 2008, Hal. 111
[7] . Dr. Rohiat, M.Pd., manajemen sekolah. 2008, Hal. 113

Selasa, 06 Desember 2011

ilmu nahwu

الجُمْلَةُ لها عدة تعريفات، يأخذ بعضها بمعيار المعنى، وبعضها الآخر يأخذ المبنى في الحسبان. فالجملة في عموم معناها، وفقًا للاتجاه الأول، تعبيرٌ، أو كلامٌ يفيد معنىً، يَحْسُنُ السكوت عليه، نحو محمدٌ كريم. وهذا هو الاتجاه التقليدي، الذي مازال يسير على نهجه بعض المعاصرين، وهو أيضًا ما رُوِيَ عن النحاة العرب، كما يظهر في قول ابن مالك في ألفيته: ¸كلامُنا لفظٌ مفيدٌ كاستقم•. فليس من الجملة إذن نحو قولنا إنما زيدٌ لعدم الإفادة.
والاتجاه الآخر الآخذ بمعيار المبنى، وهو اتجاه حديث نسبيًا، يحدد الجملة بأنها سلسلة مستقلة من الكلمات، محدودة بسكتتين، ويشار إلى السكتة الأخيرة في الكتابة بنقطة (.) واستقلال الجملة، يعني أنها بناءٌ له كيانه غير المتضمن في بناء نحوي آخر أكبر منه.
والجملة في الاتجاهين كليهما تخضع لنظام خاص تحدده قواعد اللغة موضع الدرس. وهذا النظام يقيم علاقات خاصة بين الكلمات أو المكونات، تُعيِّن لكل منها موقعها الخاص بها، وهذا الموقع يقتضي علامة معينة تشير إليه وتؤكده. وإذا اضطرب هذا النظام، انتفى وجود الجملة. فقولنا: جاء زيدٌ كي يستريح جملةٌ، لأنها جاءت وفق نظام العربية، في حين أن كي زيد يستريح جاء ليست جملة لأنها لم تتبع النظام النحوي العربي، وذلك على الرغم من أن المكونات في الحالين واحدة.
وأقل ما تتألف منه الجملة في الغالب اسمان، نحو هذا بَطَلٌ أو فعلٌ واسم مثل: حضر المعلم أو المعلم حضر. وقد تأتي الجملة أحيانًا في سياقات معينة، في صورة كلمة واحدة، كما في قولنا مثلاً: نعم. إجابة عن السؤال أفهمت؟. وفي هذه الحالة وأمثالها، تُقَدر المكونات المحذوفة في رأي بعضهم.
وينص النظام النحوي العربي على أن الجملة تتكون من رُكنين أساسيين، هما المسند إليه أو المُخْبَر أو المتحدث عنه، و المسند أو الخبر أو المُخْبَر به. ففي مثل قولنا محمدٌ حاضرٌ أو حضر محمدٌ، محمد: هو المتحدث عنه، فهو المسند إليه، وحاضر أو حضر هو المُخْبَر به، فهو المسند.
تصنيف الجملة
للجملة في العربية عدة تصنيفات وفقًا لنوعية مكوناتها من الكلم، ووفقًا لبنيتها أو تركيبها النحوي. ففي المفهوم الأول، تُصنف الجملة العربية إلى نوعين رئيسيين هما:
الجملة الاسمية. وهي التي تبدأ باسم يُخبر عنه، وتتكون من مبتدأ وخبر، مثل: الدينُ المعاملة. والأصل أن يتقدم المبتدأ ويتأخر الخبر، ولكن، قد يحدث أن يتقدم الخبر. وهذا التقديم قد يكون جائزًا، أو واجبًا، كما قد يكون ممتنعًا، وذلك في حالاتٍ خاصة. وهي مُفصَّلة كلها في كتب النحو.
نواسخ المبتدأ والخبر
النسخ في اللغة: التغيير والإزالة، وفي الاصطلاح النحوي: تغيير حكم المبتدأ والخبر. والنواسخ: أفعال وحروف تدخل على جملة المبتدأ والخبر فتزيل الحكم الموجود فيها. وهي ثلاثة أنواع: 1- نواسخ ترفع المبتدأ وتنصب الخبر، وهي كان وأخواتها وكاد وأخواتها. 2- نواسخ تنصب المبتدأ وترفع الخبر، وهي إن وأخواتها. 3- نواسخ تنصب المبتدأ والخبر كليهما، وهي ظن وأخواتها.
كان وأخواتها. أفعال ناسخة ناقصة، وإنما سميت ناقصة لأن الفعل لا يكتفي بالاسم المرفوع بعده، بل يبقى المعنى ناقصًا محتاجًا إلى خبر. وهي ثلاثة عشر فعلاً (كان ـ أصبح ـ أضحى ـ ظل ـ أمسى ـ بات ـ صار ـ مازال ـ مابرح ـ ما انفك ـ ما فتئ ـ ما دام ـ ليس) وهذه الأفعال الثلاثة عشر ترفع المبتدأ ويصبح اسمًا لها، وتنصب خبر المبتدأ ويصبح خبرًا لها، نحو : بات الشُّرطيُّ ساهرًا. فالشرطي اسم بات مرفوع وساهرًا خبرها، منصوب. والأفعال السبعة الأولى من أخوات كان تتصرف تصريفًا مطلقًا، فيأتي منها الماضي والمضارع والأمر والمصدر واسم الفاعل، وما إليه، مثل : (كان ـ يكون ـ كن ـ كون ـ كائن). والأفعال الأربعة التي تتلوها والمسبوقة بـ (ما) تتصرف تصريفًا ناقصًا فتأتي في صورتي الماضي والمضارع فقط، عدا (مادام) فإنها جامدة، يضاف إليها الفعل الأخير (ليس)، فهذان الأخيران لا يأتيان إلا في صورة الماضي فقط.
تعمل أخوات (كان) في جميع صورها نحو : كان الأمر سهلاً، يكون مقتل الرجل بين فكيه، كن صبورًا، سرني كونك مجتهدًا.
ويغلب على أخوات كان أن تأتي ناقصة، نحو: أَمْسَى الطريق ُمُوحِشًا. وقد تأتي تامة، أي: لا تحتاج إلى خبر، نحو: تأخرتُ في الطريقِ حتّى أمْسَيْتُ.
ولكان وأخواتها أحكام وتفاصيل مكانها كتب النحو.
انظر أيضًا: الفعل.
كاد وأخواتها. تسمى أيضًا أفعال المقاربة، مجازًا، وإنما هي ثلاثة أقسام: أفعال المقاربة، وأفعال الشروع، وأفعال الرجاء.
أفعال المقاربة. هي : كاد، وكرَبَ، وأوشك. وتفيد مقاربة الاسم للخبر، نحو : كاد اللّيلُ ينقضي.
أفعال الشروع، وهي كثيرة، منها : أنشأ، وأخذ، وجعل، وطَفِقَ، وقام، وهَبَّ وغيرها. وتفيد شروع الاسم في القيام بالخبر، نحو : جعلَ المطرُ ينهمرُ.
أفعال الرجاء . هي: عسى، وحَرَى، واخلولق. وتفيد رجاء المتكلم تحقق الخبر، نحو: عسى البارقة تمطر.
وجميع أخوات كاد جامدة تلتزم صيغة الماضي، إلا كادَ وأوشك فإنهما فعلان متصرفان يجيئان على صيغة الماضي والمضارع واسم الفاعل.
كاد وأخواتها أفعال ناسخة ناقصة تعمل عمل كان وأخواتها فترفع المبتدأ وتنصب الخبر، نحو: أخذتْ الريحُ تَشْتَدُّ. وكان من الممكن تصنيفها ضمن أخوات (كان) لولا أن خبر (كاد وأخواتها) لابد أن تجتمع فيه أمور، منها: أن يكون جملة فعلية فعلها مضارع، نحو : كادَ المطرُ يَنْزِلُ. وأن يرفع الخبر ضميرًا يعود على اسمها، نحو: كاد البيتُ يسقطُ. (ويمكن توسّط الخبر في مثل: كاد يسقط البيت).
ويجوز أن يقترن خبر بعض أخوات (كاد) بـ (أَنْ) نحو: كاد الفقر أن يكون كفرًا. ويجوز تجرد الخبر من (أنْ) نحو : كاد قلبي يطير. وتجرد الخبر من (أَنْ) أكثر، وقد ورد الاستخدامان في القرآن، فمن الأول قول الله تعالى : ﴿عَسَى ربُّكمْ أنْ يَرْحَمَكمْ﴾ الإسراء: 8 . ومن الثاني قوله تعالى: ﴿فَذَبحُوهَا وما كادُوا يَفْعلون﴾ البقرة : 71 .
إن وأخواتها. هي ستة أحرف ناسخة تدخل على جملة المبتدأ والخبر، فتنصب المبتدأ ويصبح اسمًا لها، وترفع خبر المبتدأ ويصبح خبرًا لها. والأحرف الستة هي : 1-2- إنَّ وأَنَّ ويفيدان التوكيد، نحو: إني صائم. علمت أنَّك مسافر. 3- كأنّ تفيد التشبيه، نحو: كأن الوجه قمرٌ. 4- لكنّ: تفيد الاستدراك وهو التعقيب على كلام سابق، نحو: أخوك صغير لكن عقله كبير. 5- ليت: وتفيد التمني وهو طلب الأمر المستحيل أو المتعذّر، نحو: ليتَ السَّلامَ يعمّ الأرض. 6- لعل: وتفيد التوقع، فإن كان المتوقع أمرًا محبوبًا سمّي رجاءً أو ترجِّيًا، نحو: لعلّ الله يرحمنا. وإن كان المتوقع مكروهًا سمّي إشفاقًا، نحو: لعلّ العدو بيننا.
وقد يخفف تضعيف النون في (إنْ، أَنْ، كأَنْ، لَكِنْ) فتعمل هذه الحروف بعد ذلك عملها نفسه، وقد تهمل.
تدخل (ما) الزائدة على إن وأخواتها فتكفها عن العمل، وتجعلها صالحة للدخول على الجملة الاسمية والفعلية، نحو: إنما المؤمنون إخوة. ما عدا ليت، فإنها إذا دخلت عليها (ما) جاز إعمالها، نحو: ليتما المجتمعين متفقون، أو إهمالها، نحو: ليتما المجتمعون متفقون.
تفتح همزة إِنَّ وتكسر، وأشهر مواضع كسرها أن تقع في أول الكلام نحو: { إنّا فتْحَنا لَكَ فَتْحًا مُبِينا} الفتح :1. أو أن تقع بعد القول، نحو: قلتُ : إِنِّي مسافر. وتكسر أيضًا إذا وقعت بعد حيث وإذ. وقد تفتح وتكسر في غير هذه المواضع.
ظَنَّ وأخواتها. أفعال ناسخة تنصب مفعولين أصلهما المبتدأ والخبر. وهي قسمان : أفعال القلوب، وأفعال التَّصيْير والتحويل. أفعال القلوب. ويقصد بها الأفعال التي تدل على معنى يعود إلى قلب الإنسان مثل (العلم والظن). وهي صنفان : أفعال يقين وأفعال رجحان.
أفعال اليقين. هي الأفعال التي تفيد التحقق من نسبة الخبر للاسم، وأهمها : رأى ـ علم ـ وَجَدَ ـ دَرَى ـ ألفَى ـ تعلّم، نحو: علمت الله موجودًا.
أفعال الرجحان. هي التي تفيد التردد بين نسبة الخبر للاسم وعدم نسبته له، كالظن والزعم. وأهم أفعال هذا القسم: ظنَّ ـ حَسِب ـ خال ـ زعم ـ عدّ، وغيرها، نحو: زَعَمَ الجاحِدون القَرآنَ كلامَ البشرِ.
أفعال التصيير والتحويل. يقصد بها الأفعال التي تفيد تحول معنى الاسم إلى معنى الخبر؛ وهي سبعة أفعال: صيّر ـ جعل ـ اتّخذ ـ تَخِذَ ـ ردّ ـ تركَ ـ وهبَ؛ نحو: صَيَّر النجارُ الخشبَ كرسيّاً.
وجميع أفعال هذا الباب تنصب مفعولين أصلهما المبتدأ والخبر، إلا إذا لم تكن قلبية أو للتحويل. فإن لم تكن كذلك، نصبت مفعولاً واحدًا نحو: علمتُ بما حدث. وبعض أفعال هذا الباب ينصب ثلاثة مفاعيل.
أفعال تنصب ثلاثة مفاعيل. الفعلان رأى، وعلم ينصبان مفعولين كسائر أفعال هذا الباب، فإذا دخلت عليهما همزة التَّعْدِية زاد كل منهما مفعولاً ثالثًا فصار المنصوب بعدهما ثلاثة مفاعيل؛ مثل : أعلمت الأُميَّ القراءةَ مفيدةً. وأريتُ الجاحِدَ اللهَ حقّاً. وتدخل معها أفعال أخرى تتضمن معنى أرى وأعلم، هي : أَنْبَأَ، ونبّأ، وأخْبَر، وخبَّر، وحدَّث.
الجملة الفعلية. وقد جرى التقليد الشائع على تعريفها، بأنها تلك التي تبدأ بفعل، سواءٌ أكان هذا الفعل ماضيًا أم مضارعًا أم أمرًا. أَقْبَلَ الصيفُ ـ يسقط المطرُ شتاءً ـ قُل الحقَّ. وفي نظر بعض المعاصرين أن الجملة الفعلية هي ما انتظمت فعلاً في بنائها، أياًّ كان موقع هذا الفعل وهو رأي له وجاهته ويمكن الاعتداد به.
وتتكون الجملة الفعلية من ركنين أساسيين، هما: الفعل والفاعل أو نائب الفاعل.
وقد تُوسَّع الجملة الفعلية بالمُكمِّلات كالمفعول به، والمفعول المطلق، والمفعول لأجله.
وأشهر المُكملات: المفعول به، وقد يكون واحدًا، أو اثنين، أو ثلاثة، نحو:
قرأ الطالبُ الدرسَ
علم محمدٌ الصدقَ منَجاةً
أَعْلمتُ محمدًا الصدقَ منجاةً.
والأصل في المفعول به أن يكون بعد الفعل والفاعل، لكن قد يتقدم على أحدهما أو كليهما، وهذا التقديم قد يكون جائزًا أو واجبًا أو ممتنعًا، وفي كتب النحو تفصيل هذه الحالات.
وقد يُبنى الفعل للمجهول، وفي هذه الحالة يُحذف الفاعل، ويحلُّ المفعول به مكانه نحو: قُرئ الدرس في قرأ الطالب الدرس. أما إذا تعدَّدَ المفعول به، فإن المفعول الأول هو الذي يحلُّ محل الفاعل، نحو:
كُسِي الفقيرُ ثوبًا في كسا الغني الفقير ثوبًا.
وتُصنَّف الجملة بحسب بنيتها أو شكلها النحوي تصنيفًا آخر، يقع في ثلاثة أنواع:
الجملة البسيطة. وهي الجملة التي تتضمن مسندًا إليه واحدًا ومسندًا واحدًا، مثل: محمدٌ حاضرٌ أو حضر محمدٌ. وهذا يصدُق أيضًا إن كان المسند إليه أو المسند مركبًا، نحو: العنب والتفاح فاكهتان. المسند إليه مركَّب.
الجملة المركَّبة. وهي الجملة التي تتضمن جملتين بسيطتين أو أكثر، يتمُّ وصلهما أو وصلها بأداة ربط، مثل: واو العطف، وفاء العطف، ولكن، مثل: أقبل الصيفُ واشتد الحرُّ. قرأت الكتاب، لكني لم أَفهمهُ.
الجملة المتضامّة. وهي التي تشمل تعبيرة أساسية وتعبيرة أو تعبيرات تابعة، مثل: إنْ تذاكر تنجح. تجدني حاضرًا إن أقبلتَ في المساء.
ويضيف بعض اللغويين أنماطًا أخرى من الجمل، كالجملة الشرطية و الجملة الوصفية. وكلها يمكن ضمها إلى أي من النمطين الأخيرين المذكورين سابقًا، وبخاصةٍ الجملةُ الشرطية التي تدخل ـ في رأي الثِّقات ـ في النمط الثالث.
وأنماط الجمل الأساسية أو ما تسمى بالجمل النواة، يمكن تحويلها إلى أنماط أخرى، بالزيادة أو النقص في مكوناتها أو بإعادة الترتيب لهذه المكونات. من هذه التحويلات ما يلي:
تحويل الفعل المبني للمعلوم إلى مبني للمجهول.
فَهِمَ الطالبُ الدرسَ: فُهمَ الدرسُ.
تحويل الجملة المثبتة إلى جملة منفية.
أعرفه جيدًا: لا أعرفه جيدًا.
تحويل الجملة النواة إلى جملة استفهامية،
سواء أكان الاستفهامُ يقتضي الإجابة بـ "لا" أم بـ "نعم"، أم كان للبيان والاستيضاح: سمعت الخبرَ ـ أسَمِعْتَ الخبرَ؟ أو متى سمعتَ الخبرَ؟...إلخ.
وقد يكون التحويل للاستفهام بالتنغيم (دون أداة صرفية) سَمعْتَ؟ (بتنغيم خاص).
تحويل الجملة الخبرية إلى جملة طلبية: قابلته ـ قابِلهُ.
تحويل الجملـة النـواة إلى جملــة تعجبيـة: الحديقـة جميلة ـ ما أجمل الحديقة!
وقد يقع التحويل بتغيير مواقع بعض المكونات: فهمتُ ما تقول ـ فهمتُ ما تقول جيدًا.

Senin, 05 Desember 2011

4 Tingkatan Derajat Dari Lisannya

4 Tingkatan Derajat Dari Lisannya

Filed under Uncategorized

Berbicara amatlah mudah, hanya menggerakkan lidah tanpa harus mengeluarkan
tenaga ataupun biaya, tetapi dampaknya amatlah luar biasa bisa mengukur derajat
seseorang atau bahkan menentukan nikmat atau bencana dunia akherat.
Nabi kita tercinta Muhammad s.a.w. sungguh terpelihara lisannya, beliau tidak
berkata kecuali yang benar, akurat, tak ada yang sia sia, bersih dari maksiat,
tak melukai hati sarat dengan makna, penuh dengan ilmu, melimpah hikmah,
runtut. Indah mudah dicerna, dan menggugah serta merubah menuju kebaikan
siapapun yang tulus menyimaknya.
Rahasianya adalah buah dari hati yang tulus jauh dari riya, hati yang tawadhu
tak tersentuh sombong dan takabur, hati yang penuh kasih sayang bersih dari
dengki dendam dan benci,..hati yang bersih.. bening.
Dan pula selalu berhati hati, pandai membaca situasi, tepat memilih kata, jitu
memilih waktu dan suasana, sehingga hanya manfaat dan manfaat yang bertabur,
bila mendengar tutur katanya selalu benar.

4 Tingkatan Derajat orang yang berbicara :

1. DERAJAT MULIA -cirinya adalah bila berkata sarat dengan hikmah, tak sia sia,
ilmu dan zikir, sehingga apapun yg dibicarakan niscaya membawa manfaat bagi
siapapun yang mendengarkannya

2. DERAJAT ORANG BIASA -ciri khasnya adalah sibuk menceritakan peristiwa, heboh
segala diceritakan bahkan terkadang lebih banyak bumbu penyedap berbau bohong,
kata berhambur banyak tapi miskin dari arti dan makna, sayang memang banyak
membuang waktu yang amat berharga tanpa membawa manfaat.

3. DERAJAT ORANG RENDAHAN -cirinya adalah sibuk mengeluh, mencela, menghina,
menggerutu, komentar negative untuk apa saja, sulit didengar kebaikan dari
mulutnya.. inilah ciri-ciri orang berpenyakit yang mulai kronis hatinya, akan
merusak suasana dan menghancurkan amalnya sendiri serta tak disukai orang lain,

4. DERAJAT ORANG DANGKAL - cirinya adalah sibuk menceritakan dirinya sendiri,
jasa baiknya, kekayaannya, kedudukannya, amal amalnya tentu maksudnya agar
dirinya dihargai, dipuji dan dihormati padahal yang terjadi adalah sebaliknya..
benar benar sebaliknya, hina dina tak berharga. naudzulbillahi min dzalik !!!


3 responses so far

« Newer Posts - Older Po

4 Tingkatan Derajat Dari Lisannya Filed under Uncategorized Berbicara amatlah mudah, hanya menggerakkan lidah tanpa harus mengeluarkan tenaga ataupun biaya, tetapi dampaknya amatlah luar biasa bisa mengukur derajat seseorang atau bahkan menentukan nikmat atau bencana dunia akherat. Nabi kita tercinta Muhammad s.a.w. sungguh terpelihara lisannya, beliau tidak berkata kecuali yang benar, akurat, tak ada yang sia sia, bersih dari maksiat, tak melukai hati sarat dengan makna, penuh dengan ilmu, melimpah hikmah, runtut. Indah mudah dicerna, dan menggugah serta merubah menuju kebaikan siapapun yang tulus menyimaknya. Rahasianya adalah buah dari hati yang tulus jauh dari riya, hati yang tawadhu tak tersentuh sombong dan takabur, hati yang penuh kasih sayang bersih dari dengki dendam dan benci,..hati yang bersih.. bening. Dan pula selalu berhati hati, pandai membaca situasi, tepat memilih kata, jitu memilih waktu dan suasana, sehingga hanya manfaat dan manfaat yang bertabur, bila mendengar tutur katanya selalu benar. 4 Tingkatan Derajat orang yang berbicara : 1. DERAJAT MULIA -cirinya adalah bila berkata sarat dengan hikmah, tak sia sia, ilmu dan zikir, sehingga apapun yg dibicarakan niscaya membawa manfaat bagi siapapun yang mendengarkannya 2. DERAJAT ORANG BIASA -ciri khasnya adalah sibuk menceritakan peristiwa, heboh segala diceritakan bahkan terkadang lebih banyak bumbu penyedap berbau bohong, kata berhambur banyak tapi miskin dari arti dan makna, sayang memang banyak membuang waktu yang amat berharga tanpa membawa manfaat. 3. DERAJAT ORANG RENDAHAN -cirinya adalah sibuk mengeluh, mencela, menghina, menggerutu, komentar negative untuk apa saja, sulit didengar kebaikan dari mulutnya.. inilah ciri-ciri orang berpenyakit yang mulai kronis hatinya, akan merusak suasana dan menghancurkan amalnya sendiri serta tak disukai orang lain, 4. DERAJAT ORANG DANGKAL - cirinya adalah sibuk menceritakan dirinya sendiri, jasa baiknya, kekayaannya, kedudukannya, amal amalnya tentu maksudnya agar dirinya dihargai, dipuji dan dihormati padahal yang terjadi adalah sebaliknya.. benar benar sebaliknya, hina dina tak berharga. naudzulbillahi min dzalik !!! 3 responses so far « Newer Posts - Older Po

Najamuddin
Surabaya 23 oktober 2011



DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………….….…….1
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………2
PERENCANAAN OPERASIONAL SEKOLAH…………………………………………….3
LANGKAH-LANGKAH PENYUSUNAN OPERASIONAL………………..…………..….3
1. Melakukan Analissis lingkungan Operasional Sekolah……………………………………3
2. Melakukan Analissis lingkungan Operasional Sekolah………………………………..…..4
3. Menentukan Kesenjangan Antara Situasi Sekolah Saat Ini dan yang Diharapkan Satu tahun Ke Depan……………………………………….……….……..….5
4. Merumuskan Langkah Pemecahan……………………………………………………...….5
5. Menyusun Rencana dan Kunci Keberhasilan dan Kapan Dicapai…………………………5
6. Menyusun Rencana Biaya, Jadwal Pelaksanaan dan Penanggung Jawab Program/ Kegiatan…………………………………………………………………..…..….6












PERENCANAAN OPERASIONAL SEKOLAH
A. Perencanaan Operasional Sekolah
Perencanaan operasional (Renop) diturunkan dari perenncanaan taktis (Restra) maka Renop tidak boleh menyimpang dari Restra, hanya saja Renop mempunyai focus yang lebih sempit , jangka waktu lebih pendek , dan melibatkan manajemen tingkat bawah.Dua jenis rencana operasional : rencana tunggal (sekali pakai) dan standing plan (dapat dipakai berkali-kali). Rencana tunggal lebih sesuai dipakai untuk mencapai tujuan yang spesifik, yang kemudian dihapuskan setelah tujuan tersebut tercapai.Rencana standing merupakan rencana standar yang lebih sesuai dipakai untuk mencapai tujuan yang muncul berulang-ulang.
Restra dan Renop inilah yang selanjutnya akan dipergunakan sebagai dasar untuk melakukan monitirong dan evaluasi, pembinaan, dan pembimbingan oleh berbagai pihak yang berkepentingan dengan sekolah.
B. Langkah-Langkah Penyusunan Rencana Operasional (Renop)
Paling tidak ada beberapa hal langkah-langkah penyusunan Renop;
1. Melakukan Analissis lingkungan Operasional Sekolah
Langkah ini pada perinsipnya sama dengan analisis lingkungan strategis.Perbedaanya adalah analisis lingkungan operasional sekolah lebih cenderung kepada lingkungan sekolah yang cakupannya lebih sempit dan berpengaruh langsung kepada operasional sekolah, yaitu menganalisis kebutuhan masyarakat /daerah setempat, potensi daerah, sekolah, masyarakat sekitar, kondisi keografis sekitar sekolah, ekonomi masyarakat sekitar sekolah, dan potensi lainnya, termasuk didalamnya regulasi atau kebijakan daerah dan peta perpolitikan daerah setempat.
Hasil kajian dan penelitian terseebut, baik yang bersifat kuantitas maupun kualitas dafat menjadi acuan dann dapat dipergunakan untuk membantu melakukan analisis pendidikan yang ada disekolah sekarang ini.
2. Melakukan Analisis Sekolah Saat Ini dan Satu Tahun Kedepan(yang Diharapkan)
Suatu analisis atau kajian yang dilakukan sekolah untuk mengetahui semua
unsur internal sekolah yang akan dan telah memengaruhi penyelenggaraan pendidikan dan hasil-hasilnya. Analisis tersebut lebih menitikberatkan kepada analisis suatu pendidikan disekolah yang bersangkutan. Aspek atau unsur-unsur sekolah yang secara internal dapat dikaji antara lain kondisi saat ini tentang PBM, guru, kepala sekolah, laboran, tenaga perpustakaanfasilitas, media pengajaran,buku, peserta didik, kurikulum,manajemen sekolah, kelulusan, system penilaian, dan sebagainya.
Hasil kajian tersebut dapat dirumuskan dalam school profile yang dapat dipergunakan untuk menentukan status atau potret sekolah saat ini.Hasil analisis tersebut selanjutnya akan dibandingkan dengan kondisi idealyang diharapkan pada satu tahun kedepansehingga dapat diketahui sejauh mana kesenjangan yang terjadi.
Dalam melakukan analisis pendiidikan sekolah satu tahun kedepan sekolah melakukan suatu kajian atau penelaan cita-cita potret sekolah yang ideal dimasa dating (khususnya dalam satu tahun mendatang). Dalam analisis ini dilibatkan semua yang terdapat disekolah, khususnya mereka yang memiliki cara pandang yang visioner sehingga dapat menentukan konndisi sekolah yang benar-benar ideal sekaligus terukur, dan rasional.

3. Menentukan Kesenjangan Antara Situasi Sekolah Saat Ini dan yang Diharapkan Satu tahun Ke Depan
Dalam menentukan kesennjangan antara situasi saat ini dan yang diharapkan satu tahun ke depan pada dasarnya sama seperti menyusun Restra. Berdasarkan hasil analisis sekolah saat ini dan analisis sekolah yang ideal satu tahun mendatang, selanjutnya sekolah dapat menentukan kesenjangan yang terjadi antar keduanya . Kesenjangan itulah yang menjadi sasaran yang harus dicapai atau diatasi dalam waaktu satu tahun sehingga apa yang di harapkan sekolah secara ideal dapat dicapai.
4. Merumuskan Langkah Pemecahan
Ketika telah melaksanakan step-step diatas,maka berdasarkan hasil yang telah ditemukan dapat diidentifikasi kelemahan dan ancaman yang dihadapi oleh sekolah pada hampir semua fungsi yang diberikan. Pada fungsi PBM yang menjadi kelemahan adalah siswa kurang disiplin, guru kurang mampu memberdayakan siswa, dan umumnya tidak banyak variasi dalam memberikan bahan pelajaran di kelas serta waktu yang digunakan kurang efektif,sedangkan yang menjadi ancaman adalah kurang siapnya siswa dalam menerimaa pelajaran, terutama pada pagi dan siang hari menjelang pulang. Di samping itu, suasana lingkungan sekolah yang kurang kondusif dan ramai karena
5. Menyusun Rencana dan Kunci Keberhasilan dan Kapan Dicapai
Berdasarkan beberapa alternative pemecahan persoalan yang dihasilkan dari analisis yang telah dilakukan, sekolah selanjutnya menyusun program sesuai dengan kemampuan. Sekolah yang sukses adalah sekolah yang mampu melaksanakan alternatif pemecahan masalah dengan inovatif maksimal dan biaya minimal.Dari alternative langkah-langkah pemecahan persoalan yang ada, kepala sekolah bersama-sama dengan unsur komite sekolah, menyusun dan merealisasikan srencana dan program-programnya untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Rencana yang dibuat harus menjelaskan secara detail dan lugas tentang aspek-aspek yang ingin dicapai, kegiatan yang harus dilakukan,,siapa yang harus melaksanakan, kapan dan dimana dilaksanakan, dan berapa biaya yang diperlukan. Hal tersebut juga diperlukan untuk memudahkan sekolah dalam menjelaskan dan memeroleh dukungan dari pemerintah maupun orangtua peserta didik, baik secara moral maupun financial.
Berdasarkan tujuan atau sasaran satu tahunan dan program, selanjutnya dapat dirumuskan tentang apa saja yang akan dihasilkan (sebagai output), baik yang bersifat kuantitatif maupun kualitaif dan dalam waktu kapan akan dicapai. Misalnya, dari program pencapaian standar nasional aspek sarana dan prasarana pendidikan, apa saja bentuk hasil yang akan dicapai sarana pendidikan dalam jangka satu tahun.Misalnya, dalam lima tahun akan mencapai standar nasional sarana pendidikan 2006, pada tahun pertama ini akan dicapai pada 2010.Demikian pula, hasil-hasil yang akan dicapai dari program-program lainnya.
6. Menyusun Rencana Biaya, Jadwal Pelaksanaan dan Penanggung Jawab Program/ Kegiatan
Sekolah merencanakan alokasi anggaran biaya untuk kepentingan satu tahun. Dalam membuat rencana anggaran tersebut, setiap besarnya alokasi dana dari semua sumber dana harus dicantumkan,misalnya dana rutin atau daerah (provinsi dan kabupaten), dari pusat, komite sekolah, atau sumber dana lainnya. Penyusunan dana anggaran ini, dituangkan kedalam rencana anggaran dan belanja sekolah (RAPBS). Dalam penyusunannya harus diperperhatikan ketentuan-ketentuan dari masing-masing penanda dana.Sangat dimungkinkan suatu program dibiayai dari subsidi silang daari berbagai pos atau sumber dana.
Sumber dana untuk program-program yang memerlukan bantuan dari pusat harus dialokasikan dari pusat dengan sharing dari sekolah dan komite sekolah atau daerah. Pada era otonomi daerah, sekolah dan daerah memiliki kewajiban yang lebih besar dalam hal pemenuhan unit cost pendidikan anak/ siswa. Dalam penyusunan anggaran di RAPBS, setiap program atau kegiatan harus Nampak jelas, terukur, dan rinci untuk memudahkan dalam menentukan besarnya dana yang diperlukan.
Setelah semuanya beres maka dilanjutkan penyusunan rencana pelaksanaan program lebih mengarah kepada kiat, cara, teknik, atau strategi yang jitu, efisien, efektif untuk dilaksanakan. Cara yang dilakukan harus disesuaikan dengan tujuan yang akan dicapai pada program tersebut. Beberapa cara yang bisa ditempuh misalnya, dengan pelatihan, seminar, loka karya, temu alumni, kunjungan, matrikulasi, pengayaan, pendampingan dan lainnya. Dalam perencanaan pelaksanaan harus dipertimbangkan alokasi waktu, ketersediaan dana, SDM, fasilitas dan sebagainya.
Apabila program-program telah disusun dengan baik dan pasti, sekolah dapat merencanakan alokasi waktu permingguan, bulanan, triwulan, dan seterusnya sesuai dengan karakterestik program yang bersangkutan. Fungsi utama adanya penjadwalan tersebut adalah untuk pegangan bagi para pelaksana program dan sekaligus pengontrol pelaksanaan tersebut.
Kemudian sekolah harus menentukan penanggung jawab suatukegiatan/ program, kelompok program atau keseluruhan program. Dengan SK Kepala sekolah, tiap orang atau kelompok dapat menjadi penanggung jawab atau anggota pelaksana kegiatan/program. Pertimbangan utamanya adalah profesionalitas , kesesuaian, kewenangan, kemampuan, kesediaan, dan kesempatan yang ada. Keterlibatan pihak luar seperti komite sekolah dan tokoh masyarakatdapat dilibatkan sesuai dengan kepentingannya.Pada prinsipnya, Renop harus diketahui,disetujui, dan disahkan oleh berbagai pihak yang terkait (sekolah,komite sekolah,dinas pendidikan Daerah Provensi dan Kabupaten/Kota).





C.PENUTUP
Jadi dalam penyusunan operasional sekolah, mempunyai langkah-langkah, yang harus dilakukan agar dalam perencanaan operasional sesuai dengan yang diharapkan, dan sesuai dengan restra, sebagaimana yang telah kami paparkan diatas langkah-langkah renop adalah:
a. Melakukan Analissis lingkungan Operasional Sekolah
b. Melakukan Analissis lingkungan Operasional Sekolah
c. Menentukan Kesenjangan Antara Situasi Sekolah Saat Ini dan yang Diharapkan Satu tahun Ke Depan
d. Merumuskan Langkah Pemecahan
e. Menyusun Rencana dan Kunci Keberhasilan dan Kapan Dicapai
f. Menyusun Rencana Biaya, Jadwal Pelaksanaan dan Penanggung Jawab Program/ Kegiatan.
Demikianlah makalah kami muda-mudahan dapat memberikan impormasi lebih tentang operasional sekolah dan jika ada kekurangan mohon perbaikannya.

makalah

KATA PENGANTAR
Maha besar Allah dengan segala keagungan-Nya dan kemuurahan-Nya yang senantiasa memberikann kepada kita rahmat-Nya,maka sepantasnyalah kita banyak bersukur atas kesemuanya itu.Salawat dan Salam moga tetap tercurah kepada Nabi Muhammad SAW,karna berkat beliaulah sehingga kita bisa menikmati manisnya iman,muda-mudahn dengan berkat Shalawat,bisa menjadi syafaat kita dikemudian hari nantinya…Amin!
Ilmuan-ilmuan muslim pada zaman dahulu mempunyai karya-karya yang ditinggalkan, baik itu berupa tulisan atau fatwa-fatwanya secara lisan, Ilmuan islam sangat terkenal dizaniman dahulu kala seperti Ibnu zina, Ibnu taimiah, Yusuf Qardhawi, dan lain-lain. Tapi saat ini, yang paling menonjol adalah Ilmuan-ilmuan barat seakan-akan ilmuan islam tidak pernah ada sebelumnya,bagaimana ini bisa terjadi? Maka jawabanny kesalahan ummat Islam sendiri sebab ummat Islam saat ini tidak mengetahui sejarah para Ilmuan Islam sendiri.
Surabay 29 Novembers 2011




DR. YUSUF QARDHAWI DAN PEMIKIRANNYA
A. BIOGRAFI YUSUF QARDHAWI
DR.Yusuf Qardhawi Lahir di sebuah desa kecil di Mesir bernama Shafth Turaab di tengah Delta pada 9 September 1926. Usia 10 tahun, ia sudah hafal al-Qur'an. Menamatkan pendidikan di Ma'had Thantha dan Ma'had Tsanawi, Qardhawi terus melanjutkan ke Universitas al-Azhar, Fakultas Ushuluddin. Dan lulus tahun 1952. Tapi gelar doktornya baru dia peroleh pada tahun 1972 dengan disertasi "Zakat dan Dampaknya Dalam Penanggulangan Kemiskinan", yang kemudian di sempurnakan menjadi Fiqh Zakat. Sebuah buku yang sangat konprehensif membahas persoalan zakat dengan nuansa modern.
Sebab keterlambatannya meraih gelar doktor, karena dia sempat meninggalkan Mesir akibat kejamnya rezim yang berkuasa saat itu. Ia terpaksa menuju Qatar pada tahun 1961 dan di sana sempat mendirikan Fakultas Syariah di Universitas Qatar. Pada saat yang sama, ia juga mendirikan Pusat Kajian Sejarah dan Sunnah Nabi. Ia mendapat kewarganegaraan Qatar dan menjadikan Doha sebagai tempat tinggalnya.
Dalam perjalanan hidupnya, Qardhawi pernah mengenyam "pendidikan" penjara sejak dari mudanya. Saat Mesir dipegang Raja Faruk, dia masuk bui tahun 1949, saat umurnya masih 23 tahun, karena keterlibatannya dalam pergerakan Ikhwanul Muslimin. Pada April tahun 1956, ia ditangkap lagi saat terjadi Revolusi Juni di Mesir. Bulan Oktober kembali ia mendekam di penjara militer selama dua tahun.
Qardhawi terkenal dengan khutbah-khutbahnya yang berani sehingga sempat dilarang sebagai khatib di sebuah masjid di daerah Zamalik. Alasannya, khutbah-khutbahnya dinilai menciptakan opini umum tentang ketidak adilan rejim saat itu.
Qardhawi dikenal sebagai ulama yang selalu menampilkan Islam secara santun dan moderat. Hal ini membuat berbagai pemikirannya mampu menengahi persoalan-persoalan kontroversial yang kerap menghadirkan titik-titik ekstrem dalam pemikiran Islam. Pandangannya juga tidak terpatok pada satu mazhab pemikiran tertentu.
Pandangan yang seperti itu membuat umat Islam menjadi mudah dalam menjalankan agamanya. Pada hakikatnya, Islam memang agama yang memudahkan umat dalam menjalankan perintah-perintah Allah dan Rasul-Nya. Hal inilah yang terus diterjemahkan Qradhawi melalui berbagai fatwanya yang sangat mudah dicerna.
Berikut sejumlah buku karya Qardhawi: Dalam bidang Fiqh dan Usul Fiqh. Sebagai seorang ahli fiqh, Qardhawi telah menulis sedikitnya 14 buah buku, baik Fiqh maupun Ushul Fiqh. Antara lain, Al-Halal wa al-Haram fi al-Islam (Halal dan Haram dalam Islam), Al-Ijtihad fi al-Shari'at al-Islamiah (Ijtihad dalam syariat Islam), Fiqh al-Siyam (Hukum Tentang Puasa), Fiqh al-Taharah (Hukum tentang Bersuci), Fiqh al-Ghina' wa al-Musiqa (Hukum Tentang Nyayian dan Musik). dan masih banyak karangannya yang lain.
B. PEMIKIRAN YUSUF QARDHAWI
1. Pendidikan Islam
Menurut Ngalim Purwanto pendidikan adalah segala usaha orang dewasa dalam pergaulan dengan anak-anak untuk memimpin perkembangan jasmani dan rohaninya ke arah kedewasaan
Hassan Langgulung (1987) menegaskan pendidikan sebagai merubah dan memindahkan nilai-nilai kebudayaan kepada setiap individu masyarakat melalui pelbagai proses. Proses pemindahan tersebut ialah pengajaran, latihan dan indoktrinasi. Pemindahan nilai-nilai melalui pengajaran ialah memindahkan pengetahuan dari individu kepada individu yang lain; dan latihan ialah membiasakan diri melakukan sesuatu untuk memperoleh kemahiran, sementara indoktrinasi juga menjadikan seseorang dapat meniru apa yang dilakukan oleh orang lain. Ketiga proses ini berjalan serentak dalam masyarakat primitif dan moderen
Sedangkan pendidikan dalam Islam merupakan sebuah rangkaian proses pemberdayaan menuju taklif (kedewasaan), baik secara akal, mental maupun moral, untuk menjalankan fungsi kemanusiaan yang diemban-sebagai seorang hamba (abd) dihadapan Khaliq-nya dan sebagai ‘pemelihara’ (khalifah) pada semesta. Karenanya, fungsi utama pendidikan adalah mempersiapakn peserta didik (generasi penerus) dengan kemampuan dan keahlian (skill) yang diperlukan agar memiliki kemampuan dan kesiapan untuk terjun ke tengah masyarakat (lingkungan). Dalam lintasan sejarah peradaban Islam, peran pendidikan ini benar-benar bisa dilaksanakan pada masa-masa kejayaan Islam. Hal ini dapat kita saksikan, di mana pendidikan benar-benar mampu membentuk peradaban sehingga peradaban Islam menjadi peradaban terdepan sekaligus peradaban yang mewarnai sepanjang Jazirah Arab, Asia Barat hingga Eropa Timur. Untuk itu, adanya sebuah paradigma pendidikan yang memberdayakan peserta didik merupakan sebuah keniscayaan.
Qardhawi (1980) pula mendefinisikan pendidikan sebagai pendidikan bagi keseluruhan hidup termasuklah akal, hati dan rohani, jasmani, akhlak, dan tingkahlaku.
Qardhawi juga memandang bahwa semua ilmu bisa islami dan tidak islami, tergantung kepada orang yang memandang dan mempergunakannya. Pemisahan ilmu secara dikotomis itu, menurut Qardhawi, telah menghambat kemajuan umat Islam.
Qarwadi menyebut tujuan pendidikan adalah untuk mempersiapkan manusia dalam menghadapi masyarakat yang sering terdapat didalamnya kebaikan dan kejahatan, kemanisan dan kepahitan.
Diantara materi-materi pendidikan yang dapat menghantarkan manusia untuk mewujudkan tujuan diatas adalah:
• al-imaniyah (pendidikan iman)
• al-khuluqiyah (pendidikan akhlak)
• al-jismiyah (pendidikan jasmani)
• al-aqiliyah (pendidikan mental)
• al-nafsiyah (pendidikan jiwa)
• al-ijlimaiyah (pendidikan sosial)
• al-jinisiyah (pendidikan seks)
Dari sini dapat pula dilihat pendapat beliau yang secara lebih sepesifik mengungkapkan bahwa tujuan pendidikan tidak hanya semata-mata membentuk manusia agar membangun hubungan yang baik secara vertikal kepada Allah Swt. Saja, tetapi harus pula berujung pada terbentuknya hubnungan horisontal yang harmonis terhadap sesama manusia dan alam disekitarnya.
Yusuf Qardhawi sangat aktif dalam menyiarkan Islam baik secara dakwah maupun dalam menulis buku-buku. Al-Qaradawi dalam mengutarakan pandangannya mengambil sumber-sumber asasi sebagai titik tolak dalam karyanya dan pemidatoannya. Sumber-sumber tersebut ialah :
1. Al-Quran
Al-Qaradawi menjadikan al-Quran sebagai sumber utama dalam pemikiran, tulisan sama aada dalam bidang fatwa dan dakwah. Perkara ini jelas dalam bukunya seperti al-Halal wa al-Haram fi al-Islam (halal haram dalam Islam), al-fatawa al-Mu’asarah (fatwa-fatwa semasa) dan Fiqh al-awlawiyyat (Fiqh Keutamaan). Beliau membawa dalil-dalil dari al-quran sebagai hujah yang utama. Al-Qaradawi sendiri mengakui bahawa al-Quran merupakan sumber utama dalam kehidupan seorang muslim. Dalam buku Marji’riyyat al-Ulya fi al-Islam (Rujukan Utama dalam Islam), al-Qaradawi menyebutkan bahawa al-quran dan al-sunnah merupakan dua sumber utama dalam perundangan Islam, akidah, ilmu pengetahuan, ibadat, perundangan, akhlak, adab dan keseluruhan bidang kehidupan dengan memahaminya dengan kefahaman yang betul.
2. Al-sunnah
Al-Sunnah merupakan sumber kedua selepas l-qurn.Beliau sentiasa mengambil hujah-hujhserta dalil-dlil dari al-sunnah dalm menerangkan makna-makna al-Quran. Beliau juga mempertahankan al-sunnah daripada golongan yang ingin menghapuskannya sebagai sumber utama Islam. Sebagai contoh fatwa yang membolehkn seseorng itu bersembahyang dalam gerej jika tidak ad temapt yang lain berdasarkan hadith nabi yang menyebutkan bahawa Allah menjadikan bumi ini masjid dan bersih. Sekiranya umat aku ingin mengerjakan solat, maka boleh dilakukannya. Al-Qaradawi mengambil hadith ini sebagai hujah dan sumber dalam mengeluarkan fatwanya iaitu mengharuskan mengerjakan solat di gereja selagimana ia jauh dari syubhat dan kekotoran. Al. Qaradawi menyebutkan penyelesaian permasalahan feqah dalam mana-mana mazhab mesti merujuk kepada al-sunnah. Oleh itu para fuqaha telah menjadikan al-sunnah sebagai sumber kedua perundangan Islam selepa al-Quran dalam kitab-kitab mereka termasuk mazhab Daud dan Ibn Hazm al-Zahiri yang mengingkari Qias dan golongan Abu Hanafiah yng dikenali sebagai madrash al-ra’yu.(aliran ynag berdasarkn akal)
3.Kisah-Kisah Sejarah.
Al-Qaradawi sering kali membawa contoh-contoh sejarah ketamadunan manusia khususnya ketamdunan Islam. Beliau membaw contoh-contoh kisah sejarah sebagai iktibar dn pengajaran untuk umt Islam. Sebagai contoh al-Qaradawi telah membawa kisah Qarun yang melampaui batas dan melakukan kezaliman keapada kaum dn tidak bersyukur atas kurniaan Allah. Beliau juga memberi contoh kisah kaum ‘Ad yang sombong dan melakukan kerosakan di atas muka bumi. Begitu juga dengan kisah kaum Lut yang melakukan perbuatan keji. Akhirnya mereka dihancurkan oleh Allah.
4.Ilmu-Ilmu Agama dan Ilmu-Ilmu Kemanusian.
Dalam bukunya Thaqafah al-Da’iyyah (Pengetahuan Para Pendakwah) al-qaradawi telah menyebutkan keperluan pendakwah menguasi ilmu-ilmu Islam, ilmu sejarah,ilmu kemanusiaan, ilmu kesusasteran dn bahasa.Oleh demikian, kita dapti beliau menjadikn ilmu agama dan ilmu kemanusian sebagai asas dalam pemikirannya. Di samping itu juga, beliau adalah graduan kuliah Usuluddin iaitu kuliah yng mengajar pelbagai ilmu seperti akidah, falsafah, tafsir, hadith, fiqh dan usul fiqh. Ilmu-ilmu tersebut terdapat dalam dirinya sebagai persiapan dalam medan dakwah. Penguasaan dalam ilmu kemanusiaan jelas terbukti dalam karyanya Islam hadarah al-ghad. Dalam buku ini beliau mengambil pandangan Alex Lord, Henry land dan Graudi yang menyebutkan kepincangan dunia barat.
5.Realiti dan Keutamaan
Al-Qaradawi sentiasa melihat realiti dan keutamaan dalam menyampaikan dakwahnya. Dalam mengemukakan sesuatu isu, al-Qaradawi akan melihat keutamaannya. Dalam mukadimah buku al-‘Aql wa al-‘ilm (Akal dan Ilmu), beliau menjelskan sebab beliau menangguhkan buku-buku yang berkaitan dengan tafsir bertema dan lebih menumpulan mengenai isu-isu semasa yang merupakan lebih utama ditulis pada waktu itu. Al-Qaradawi menulis buku khusus tentang keutamaan dalam dakwah dan pemikiran iaitu buku yang berjudul Fiqh al-awwalawiyyat.(Memahami fiqh Keutamaan). Beliau menerangkan tuntutan keeutamaan dalam al-Quran dan al-sunnah dan sebab kehilangan keutamaan dalam kehidupan kita kini.Beliau juga membawa contoh-contoh ulamak yang melaksanakan dakwah mengikut keutamaan.

Beliau menggabungkan kelima-lima ciri tersebut dalam menyampaikn dakwah sehingga dapat membentuk pemikiran yang bernas dalam menyelesaikan permasalahan ummah kini dengan pendekatan yang mudah. Kelima-lima unsur ini terpancar dari nilai-nilai asas syariah Islam
2. Tauhid
Tauhid atau Iman menurut Saraab Al-Haafizh adalah Iman kepada yang gaib yaitu Iman kepada Allah dan hari akhir, sesuai dengan ajaran Nabi Ibrahim a.s. sedangkan kafir adalah lawan dari iman kepada yang gaib. Sedangkan menurut Yusuf Qardhawi, sepakat dengan pendapat Saraab Al-Haafizh, akan tetapi Qardhawi tidak sepakat dengannya yang tidak memasukkan iman kepada malaikat-malaikat-Nya, Rasul-Rasul-Nya, kitab-kitab-Nya.
Saraab seakan-akan menafikan Iman kepada malaikat, rasul, kitab-kitab-Nya, padahal semuanya ini harus dipercayai dan diykini, adapun iman kepada Allah itu merupakan dasar dalam aqidah . Maka penulis juga sepakat dengan Qardhawi, karna rukun iman ini harus terdiri dari yang enam tadi, tidak sah iman seseorang jika hanya beranggapan sepeerti Saraab.
Keimanan seorang muslim wajib menyeluruh. Jika mengingkari sariat Islam yang Qath’I berarti ia kafir atau murtad.Qardhawi berpendapat bahwa seorang mukmin tidak bole menolak sesuatu yang pokok dan telah jelas dalam agama karena jika tidak, ia berarti murtad dari agamanya sebagaimana lepasnya anak panah dari busurnya.
Qardhqwi banyak menemui kontra berkenaan dengan fatwa-fatwanya yang kurang dipahami oleh orang orang, salah satunya adalah Qardhawi dianggap pli-plan dan mmematikan aqidah (keyakinan) wala’ (berloyalitas kepada orang-orang beriman) dan bara’ (bermusuhan) dengan orang-orang kafir. Ini masih menimbulkan pertanyaan sebab Qardhawi dalam bukunya mengatakan bahwa seorang muslim tidak boleh memberikan pertolongan dan menjalin persahabatn dengan orang-orang kafir apalagi menjadikan mereka sebagai kawan dan ini sesuai dengan al-Qur’an Al-imran:118-119.
Berbicara tentang nonmuslim maka kiita harus membedakan antara kafir yang memusuhi Islam, ahlii kitab, ahli Dzimmah. Orang kafir yang memusuhi islam ini maka suddah barang tentu tidak boleh memberikan pertolongan apalagi menjadikan mereka kawan, sedangkan Ahli kitab adalah agama Nasrani dan Yahudi dengan pandangan khusus , artinya mereka kaum Nabi-Nabi terdahulu yang juga mendapatkan kitab seperti Nabi Daud, Isya, Musa, maka kaumnya ini tetap dihormati oleh islam tapi menurut realita sekarang tidak ada lagi yang menjalankan agama mereka karna kitab-kitab Injil dan lainnya sudah dirubah oleh sebahagian mereka, sedangkan Ahli zhimmah adalah yaitu mereka orang-orang nonmuslim yang mendapa perlindungan dari islam karna mereka tidak memusuhi dan tinggal di Negara islam.
Qardhawi mengatakan “Dua tauhid yang tidak dapat dipisah-pisahkan yaitu: (1) Tauhid fil ma’rifah wal itiqad (tauhid dalam pengetetahuan, penetapan, dan kayakinan). (2) Tauhid fit thalab qasdi wal iradah (tauhid dalam mencari atau memohon, tujuan dan kehendak)” (m.s 33)
Qardhawi menyambung dengan dalil-dalil Al-Quran untuk tauhid yang pertama (Al-Ikhlas, Awal surah Ali-Imran, Awal Surah Taha, dan beberapa dalil lain) dan dalil-dalil untuk tauhid yang kedua (Al-Kafirun, Awal Surah Al-A’raf, dan beberapa dalil lain). Qardhawi seterusnya meneruskan dengan menukilkan kata-kata Imam Ibn Qayyim:
“Setiap surah Al-Quran memuatkan dua bentuk tauhid ini”. “Banyak para penulis dahulu dan kini menamakan bentuk tauhid yang pertama dengan Tauhid Rububiyyah dan yang kedua dengan Tauhid Ilahiyyah atau Uluhiyyah.” (m.s 35)
Dari uraian beliau berkenaan dengan Tauhid Rubiyyah dan Tauhid Uluhiyyah terikat kemas dengan uraian-uraian dalil-dalil Al-Quran dan hujah-hujah sejarah. Uraian-uraian tauhid Qardhawi pula saling tidak tumpah seperti uraian-uraian Syeikh Muhammad bin Abdul Wahab.
Jadi sudah jelas pandangan beliau dalam Tauhid dan memahami Islam, bahkan Qardhawi juga menyebutkan Islam merupakan agama yang ramah bahkan terhadap lingkungan sekalipun dan dalam bukunya dikatakan Ilmu Ushuluddin (dasar-dasar agama), berhubungan erat dengan masalah pemeliharaan lingkungan dan semua elemen penciptaannya.
Qardhawi bahkan menyebutkan dalam bukunya, ada tiga tujuan manusia diciptakan:
a. Untuk mengabdi kepada Allah
b. Sebagai wakil (khalifah) Allah diatas muka bumi
c. Membangun peradaban dimuka bumi
Qardhawi memaknai yang kedua dan ketiga termasuk didalamnya menjaga lingkungan.
C. SIMPULAN
Dari pemaparan diatas kita dapat mengambil kesimpulan tentang pemikiran Qardhawi tentang pendidikan, Qardhawi pula mendefinisikan pendidikan sebagai pendidikan bagi keseluruhan hidup termasuklah akal, hati dan rohani, jasmani, akhlak, dan tingkahlaku.
Qardhawi juga memandang bahwa semua ilmu bisa islami dan tidak islami, tergantung kepada orang yang memandang dan mempergunakannya. Pemisahan ilmu secara dikotomis itu, menurut Qardhawi, telah menghambat kemajuan umat Islam.Inilah sebabnya semua anak beliau disekolahkan diluar Negeri dan mengambil jurusan umum.
Sedangkan pemikiran beliau tentang aqidah, Qardhawi mengatakan tauhid harus dibangun atas rukun rukunnya dan mengaplikasikannya daalam bentuk ibadh kepada Allah dengan cara yang kongkrit.


DAFTAR PUSTAKA

1. Azyumardi Azra dan Syafi’I Maarif, Ensiklopedi Tokoh Islam, Dari Abu Bakr Sampai Nashir dan Qardawi, (Jakarta : Hikmah :2003), hal. 360
2. . http://www.geocities.com/pakdenono/. Ujang Habibi
www.pakdenono.com
3. . Mohd Rumaizuddin Ghazali,Sekilas ilmuan Islam,Sejarah Hiduup dan pemikiran (siri 6-Akhir),Rabu 21 juli 2010.
4. .fatwa-fatwa kontemporer jilid 3,darul Qalam Kuait,2001,DR. Yusuf Qardhawi,hal 205
5. . hakikat tauhid, rabbani press,DR. Yusuf Qardhawi,2005
6. ..SALAFI Indonesia-ASSUNNAH Online, Situs SALAFY Ahlus Sunnah : http://darussalaf.or.id
7. .Halal Haram dalam Islam,darul ma’rifah,2003,penerjemah Wahid Ahmadi,DR. Yusuf Qardhawi
8. . (Syeikh Muhammad bin Abdul Wahab (Abdul Wahab bin Bustami), Kasyfus Syubhat: Mengikis Segala Keraguan Dan Kesamaran, 2006, Pustaka Azhar, Johor Bahru)
9. . (Syeikh Muhammad bin Abdul Wahab (Abdul Wahab bin Bustami), Kasyfus Syubhat: Mengikis Segala Keraguan Dan Kesamaran, 2006, Pustaka Azhar, Johor Bahru)

Rabu, 30 November 2011

kosumsi Buah dan Sayuran untuk Remaja

Pola makan remaja biasanya sudah agak sulit dipantau orangtua dibanding saat mereka masih kanak-kanak. Kebanyakan remaja makan dengan asal, yang penting kenyang dan jarang sekali makan buah dan sayuran. Padahal pola makan saat remaja ini akan menentukan kesehatannya di masa datang.

Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menyebut sekitar 1 dari 4 remaja di AS mengonsumsi buah kurang dari sekali sehari, dan sekitar 1 dari 3 remaja mengonsumsi sayuran kurang dari sekali sehari. Konsumsi buah dan sayuran di kalangan remaja sangat rendah hanya 1,2 kali per hari.

Rekomendasi asupan buah dan sayuran untuk remaja seperti dikutip CDC dari MedicalNewsToday, Kamis (1/12/2011) adalah:


  1. Bagi remaja perempuan yang melakukan latihan fisik kurang dari 30 menit per hari seharusnya mengonsumsi 1,5 cangkir buah dan 2,5 cangkir sayuran.
  2. Bagi remaja laki-laki yang melakukan latihan fisik kurang dari 30 menit per hari seharusnya mengonsumsi 2 cangkir buah dan 3 cangkir sayuran.
  3. Bagi remaja yang melakukan latihan fisik lebih dari 30 menit sehari, direkomendasikan dengan jumlah yang lebih tinggi.

Keterangan: 1 cangkir sama dengan sekitar satu apel, delapan stroberi, 12 wortel, atau satu tomat besar.

Mengonsumsi buah dan sayuran memiliki jangkauan yang lebih besar dan lebih tahan lama daripada konseling diet dan pendidikan pada individu target.

CDC mendesak sekolah-sekolah dan masyarakat untuk mengadopsi kebijakan dan pendekatan lingkungan yang mengkondisikan buah dan sayuran lebih mudah diakses dan tersedia bagi remaja dan anak sekolah. Contohnya termasuk taman atau kebun buah dan sayuran di sekolah, bar salad di sekolah, dan pasar buah dan sayuran.

Menurut CDC, menerapkan pendekatan tersebut melalui sekolah dapat meningkatkan akses remaja terhadap buah-buahan dan sayuran. Dengan mengacu pada bukti bahwa faktor-faktor seperti mempengaruhi perkembangan preferensi makanan remaja, yang bersamaan dengan menyediakan akses yang lebih besar, merupakan pengaruh penting dari konsumsi makanan.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa dengan mengkondisikan buah dan sayuran lebih mudah diakses, dapat efektif meningkatkan asupan bauh dan sayuran bagi remaja dan anak sekolah.

Buah dan sayuran dalam diet harian memiliki banyak efek positif pada kesehatan, antara lain:

  1. Kandungan serat yang tinggi dapat membantu mengontrol kadar glukosa darah, dapat mengurangi kolesterol, dan mungkin mengurangi risiko kanker usus dan kanker lainnya.
  2. Kandungan antioksidan dan fitokimia dapat mengurangi risiko penyakit jantung koroner.
  3. Mengandung vitamin dan mineral penting yang baik untuk kesehatan dan pencegahan penyakit.