Selasa, 13 Desember 2011

www.PERENCANAAN OPERASIONAL SEKOLAH.com



PERENCANAAN OPERASIONAL SEKOLAH
A.  Perencanaan Operasional Sekolah
Perencanaan operasional (Renop)  diturunkan dari  perenncanaan taktis (Restra)   maka  Renop tidak boleh menyimpang dari Restra,  hanya saja Renop  mempunyai focus yang lebih  sempit , jangka waktu lebih pendek , dan melibatkan manajemen tingkat bawah.Dua jenis rencana operasional : rencana tunggal (sekali pakai) dan standing plan (dapat dipakai berkali-kali). Rencana tunggal lebih sesuai dipakai untuk mencapai tujuan yang spesifik, yang kemudian dihapuskan setelah tujuan tersebut tercapai.Rencana standing merupakan rencana standar yang lebih sesuai dipakai untuk mencapai tujuan yang muncul berulang-ulang.[1]
Restra dan Renop inilah yang selanjutnya akan dipergunakan sebagai dasar untuk melakukan monitirong dan evaluasi, pembinaan, dan pembimbingan oleh berbagai pihak yang berkepentingan dengan sekolah.


B. Langkah-Langkah Penyusunan Rencana Operasional (Renop)
        Paling tidak ada beberapa hal langkah-langkah penyusunan Renop;
1.      Melakukan Analissis lingkungan Operasional Sekolah
Langkah ini pada perinsipnya sama dengan analisis lingkungan strategis.Perbedaanya adalah analisis lingkungan operasional sekolah lebih cenderung kepada lingkungan sekolah yang cakupannya lebih sempit dan berpengaruh langsung kepada operasional sekolah, yaitu menganalisis kebutuhan masyarakat /daerah setempat, potensi daerah, sekolah, masyarakat sekitar, kondisi keografis sekitar sekolah, ekonomi masyarakat sekitar sekolah, dan potensi lainnya, termasuk didalamnya regulasi atau kebijakan daerah dan peta perpolitikan daerah setempat.[2]
Hasil kajian dan penelitian terseebut, baik yang bersifat kuantitas maupun kualitas dafat menjadi acuan dann dapat dipergunakan untuk membantu melakukan analisis pendidikan yang ada disekolah sekarang ini.
2.      Melakukan Analisis Sekolah Saat Ini dan Satu Tahun Kedepan(yang Diharapkan)
Suatu analisis atau kajian yang dilakukan sekolah untuk mengetahui semua
unsur internal sekolah yang akan dan telah memengaruhi  penyelenggaraan pendidikan dan hasil-hasilnya. Analisis tersebut lebih menitikberatkan kepada analisis suatu pendidikan disekolah yang bersangkutan. Aspek atau unsur-unsur sekolah yang secara internal dapat dikaji antara lain kondisi saat ini tentang PBM, guru, kepala sekolah, laboran, tenaga perpustakaanfasilitas, media pengajaran,buku, peserta  didik, kurikulum,manajemen sekolah, kelulusan, system penilaian, dan sebagainya.[3]
           Hasil kajian tersebut dapat dirumuskan dalam school profile yang dapat dipergunakan untuk menentukan status atau potret sekolah saat ini.Hasil analisis tersebut selanjutnya akan dibandingkan dengan kondisi idealyang diharapkan pada satu tahun kedepansehingga dapat diketahui sejauh mana kesenjangan yang terjadi.
           Dalam melakukan analisis pendiidikan sekolah satu tahun kedepan sekolah melakukan suatu kajian atau penelaan cita-cita potret sekolah yang ideal dimasa dating (khususnya dalam satu tahun mendatang). Dalam analisis ini dilibatkan semua  yang terdapat disekolah, khususnya mereka yang memiliki cara pandang yang visioner sehingga dapat menentukan konndisi sekolah yang benar-benar ideal sekaligus terukur, dan rasional.

3.      Menentukan Kesenjangan Antara Situasi Sekolah Saat Ini dan yang Diharapkan Satu tahun Ke Depan
Dalam menentukan kesennjangan antara situasi saat ini dan yang diharapkan satu tahun ke depan pada dasarnya sama seperti menyusun Restra. Berdasarkan hasil analisis sekolah saat ini  dan analisis  sekolah yang ideal satu tahun mendatang, selanjutnya sekolah dapat menentukan kesenjangan yang terjadi antar keduanya [4]. Kesenjangan itulah yang menjadi sasaran yang harus dicapai atau diatasi dalam waaktu satu tahun sehingga apa yang di harapkan sekolah secara ideal dapat dicapai.
4.      Merumuskan Langkah Pemecahan
Ketika  telah melaksanakan step-step diatas,maka berdasarkan hasil yang telah ditemukan dapat diidentifikasi kelemahan dan ancaman yang dihadapi oleh sekolah pada hampir semua fungsi yang diberikan. Pada fungsi PBM yang menjadi kelemahan adalah siswa kurang disiplin, guru kurang mampu memberdayakan siswa, dan umumnya tidak banyak variasi dalam memberikan bahan pelajaran di kelas serta waktu yang digunakan kurang efektif,sedangkan yang menjadi ancaman adalah kurang siapnya siswa dalam menerimaa pelajaran, terutama pada pagi dan siang hari menjelang pulang. Di samping itu, suasana lingkungan sekolah yang kurang kondusif dan ramai karena  
5.      Menyusun Rencana dan Kunci Keberhasilan dan Kapan Dicapai
Berdasarkan beberapa alternative pemecahan persoalan yang dihasilkan dari analisis yang telah dilakukan, sekolah selanjutnya menyusun program sesuai dengan kemampuan. Sekolah yang sukses adalah sekolah yang mampu melaksanakan alternatif pemecahan masalah dengan inovatif maksimal dan biaya minimal.Dari alternative langkah-langkah pemecahan persoalan yang ada, kepala sekolah bersama-sama dengan unsur komite sekolah, menyusun dan merealisasikan srencana dan program-programnya untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Rencana yang dibuat harus menjelaskan secara detail dan lugas tentang aspek-aspek yang ingin dicapai, kegiatan yang harus dilakukan,,siapa yang harus melaksanakan, kapan dan dimana dilaksanakan, dan berapa biaya yang diperlukan. Hal tersebut juga diperlukan untuk memudahkan sekolah dalam menjelaskan dan memeroleh dukungan dari pemerintah maupun orangtua peserta didik, baik secara moral maupun financial.[5]
Berdasarkan tujuan atau sasaran satu tahunan dan program, selanjutnya dapat dirumuskan tentang apa saja yang akan dihasilkan (sebagai output), baik yang bersifat kuantitatif maupun kualitaif dan dalam waktu kapan akan dicapai. Misalnya, dari program pencapaian standar nasional aspek sarana dan prasarana pendidikan, apa saja bentuk hasil yang akan dicapai sarana pendidikan dalam jangka satu tahun.Misalnya, dalam lima tahun akan mencapai standar nasional sarana pendidikan 2006, pada tahun pertama ini akan dicapai pada 2010.Demikian pula, hasil-hasil yang akan dicapai dari program-program lainnya.
6.      Menyusun Rencana Biaya, Jadwal Pelaksanaan dan Penanggung Jawab Program/ Kegiatan
Sekolah merencanakan alokasi anggaran biaya untuk kepentingan satu tahun. Dalam membuat rencana anggaran tersebut, setiap besarnya alokasi dana dari semua sumber dana harus dicantumkan,misalnya dana rutin atau daerah (provinsi dan kabupaten), dari pusat, komite sekolah, atau sumber dana lainnya. Penyusunan dana anggaran ini, dituangkan kedalam rencana anggaran dan belanja sekolah (RAPBS). Dalam penyusunannya harus diperperhatikan ketentuan-ketentuan dari masing-masing penanda dana.Sangat dimungkinkan suatu program dibiayai dari subsidi silang daari berbagai pos atau sumber dana.
Sumber dana untuk  program-program yang memerlukan bantuan dari pusat harus dialokasikan dari pusat dengan sharing dari sekolah dan komite sekolah atau daerah. Pada era otonomi daerah, sekolah dan daerah memiliki kewajiban yang lebih besar dalam hal pemenuhan unit cost pendidikan anak/ siswa. Dalam penyusunan anggaran di RAPBS, setiap program atau kegiatan harus Nampak jelas, terukur, dan rinci untuk memudahkan dalam menentukan besarnya dana yang diperlukan.[6]
 Setelah semuanya beres maka dilanjutkan penyusunan rencana pelaksanaan program lebih mengarah kepada kiat, cara, teknik, atau strategi yang jitu, efisien, efektif untuk dilaksanakan. Cara yang dilakukan harus disesuaikan dengan tujuan yang akan dicapai pada program tersebut. Beberapa cara yang bisa ditempuh misalnya, dengan pelatihan, seminar, loka karya, temu alumni, kunjungan, matrikulasi, pengayaan, pendampingan dan lainnya. Dalam perencanaan pelaksanaan harus dipertimbangkan alokasi waktu, ketersediaan dana, SDM, fasilitas dan sebagainya.
Apabila program-program telah disusun dengan baik dan pasti, sekolah dapat merencanakan alokasi waktu permingguan, bulanan, triwulan, dan seterusnya sesuai dengan karakterestik program yang bersangkutan. Fungsi utama adanya penjadwalan tersebut adalah untuk pegangan bagi para pelaksana program dan sekaligus pengontrol pelaksanaan tersebut.
Kemudian sekolah harus menentukan penanggung jawab suatukegiatan/ program, kelompok program atau keseluruhan program. Dengan SK Kepala sekolah, tiap orang atau kelompok dapat menjadi penanggung jawab atau anggota pelaksana kegiatan/program. Pertimbangan utamanya adalah profesionalitas , kesesuaian, kewenangan, kemampuan, kesediaan, dan kesempatan yang ada. Keterlibatan pihak luar seperti komite sekolah dan tokoh masyarakatdapat dilibatkan sesuai dengan kepentingannya.Pada prinsipnya, Renop harus diketahui,disetujui, dan disahkan oleh berbagai pihak yang terkait (sekolah,komite sekolah,dinas pendidikan Daerah Provensi dan Kabupaten/Kota).[7]





C.PENUTUP
      Jadi dalam penyusunan operasional sekolah, mempunyai langkah-langkah, yang harus dilakukan agar dalam perencanaan operasional sesuai dengan yang diharapkan, dan sesuai dengan restra, sebagaimana yang telah kami paparkan diatas langkah-langkah renop adalah:
a.       Melakukan Analissis lingkungan Operasional Sekolah
b.      Melakukan Analissis lingkungan Operasional Sekolah
c.       Menentukan Kesenjangan Antara Situasi Sekolah Saat Ini dan yang                       Diharapkan Satu tahun Ke Depan
d.      Merumuskan Langkah Pemecahan
e.       Menyusun Rencana dan Kunci Keberhasilan dan Kapan Dicapai
f.       Menyusun Rencana Biaya, Jadwal Pelaksanaan dan Penanggung Jawab                        Program/ Kegiatan.
Demikianlah makalah kami muda-mudahan dapat memberikan impormasi lebih tentang operasional sekolah dan jika ada kekurangan mohon perbaikannya.  


           


[1] M.Hanafi. mamduh,Manajemen, 2003,Hal.120
[2] Dr. Rohiat, M.Pd., manajemen sekolah. 2008, Hal. 105
[3] . Dr. Rohiat, M.Pd., manajemen sekolah. 2008, Hal. 106
[4] . Dr. Rohiat, M.Pd., manajemen sekolah. 2008, Hal. 106
[5] . Dr. Rohiat, M.Pd., manajemen sekolah. 2008, Hal. 110
[6] . Dr. Rohiat, M.Pd., manajemen sekolah. 2008, Hal. 111
[7] . Dr. Rohiat, M.Pd., manajemen sekolah. 2008, Hal. 113